Search This Blog

Sunday, February 10, 2008

life is so short

life is short...
ketika kita asyik berkejaran dgn mimpi yg kita rasa sdh ada hadir didepan mata kita
ketika kita hanya berdua dengan orang yg kita senangi
ketika kita asyik mengejar point demi point saat bermain games
ketika kita asyik masyuk dlm pengejaran materi di dunia ini

life is short..
saat kita ingin menikmati kehidupan ini sendirian
saat kita menjadi egois
saat kita tak ingin ada yg mengganggu

but life is never short...
ketika kita merasa jengah dengan semua kemunafikan yg tdk bisa kita hindari
ketika kita merasa tak sanggup lepas dari jeratan masalah yg setiap detik serasa makin bertambah
ketika kita tak bisa dan tak mampu melakukan apa-apa

namun, the show must go on...
orang bijak berkata, nothing is too late...

sebelum kita tenggelam dlm idiom antara 'telur' dan 'ayam'...
sebelum kita larut dalam perdebatan 'kusir' yg meyita waktu, tenaga & pikiran kita..
sebelum kita tak bisa keluar dari jeratan kehidupan semu yg seringkali menipu...

ada baiknya kita letakkan kembali cermin dihadapan kita dan coba kita bertanya...
"Untuk apa saya ada disini?"
"Untuk siapa saya hidup?"
"Mengapa saya harus hidup?"
"Kemanakah saya setelah kehidupan ini berlaku?"


Februari, 2008

Wednesday, September 26, 2007

Congratulations 2 u sir

Selamat atas terpilihnya Prof. DR. H Rully Indrawan menjadi Rektor baru IKOPIN periode 2007-2012 semoga dengan kepemimpinan anda bisa membawa warna baru bagi perkembangan IKOPIN dan juga dunia perkoperasian di Indonesia.
Tantangan berat sudah anda pilih saat anda terlibat dalam pertarungan kandidat rektor Ikopin, kini kami nantikan implementasi dari janji-janji, program dan entah apapun namanya yg anda klaim akan mampu membawa IKOPIN ke arah perbaikan...
Sekali lagi selamat... Kami segenap Alumni IKOPIN akan siap membantu program-program yg bisa direalisasikan, namun dengan catatan, bahwa kami juga tidak segan-segan 'membantah' pada hal-hal yg mungkin bisa berimbas negatif.

Viva Ikopin & Perkoperasian Indonesia

Monday, September 24, 2007

Pengaruh Qur'an Terhadap Organ Tubuh

"Dan apabila dibacakan Al quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat" ( Al A'raaf : 204 )

Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta'ala berkata : "Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat al-Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zam-zam dan membacakan padanya surat al-Fatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan total. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku beritahukan kepada banyak orang yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat". Zaadul Ma'aad (IV/178) dan al-Jawabul Kaafi (hal. 21).

Ada menyeruak perhatian yang begitu besar terhadap kekuatan membaca Al-Qur'an, dan yang terlansir di dalam Al-Qur'an, dan pengajaran Rasulullah. Dan sampai beberapa waktu yang belum lama ini, belum diketahui bagaimana mengetahui dampak Al-Qur'an tersebut kepada manusia. Dan apakah dampak ini berupa dampak biologis ataukah dampak kejiwaan, atakah malah keduanya, biologis dan kejiwaan.

Maka, untuk menjawab pertanyaan-pertanya an ini, kami memulai sebuah penelitian tentang Al-Qur'an dalam pengulangan- pengulangan "Akbar" di kota Panama wilayah Florida. Dan tujuan pertama penelitian ini adalah menemukan dampak yang terjadi pada organ tubuh manusia dan melakukan pengukuran jika memungkinkan.

Penelitian ini menggunakan seperangkat peralatan elektronik dengan ditambah komputer untuk mengukur gejala-gejala perubahan fisiologis pada responden selama mereka mendengarkan bacaan Al-Qur'an.

Penelitian dan pengukuran ini dilakukan terhadap sejumlah kelompok manusia:
1. Muslimin yang bisa berbahasa Arab.
2. Muslimin yang tidak bisa berbahasa Arab
3. Non-Islam yang tidak bisa berbahasa Arab.

Pada semua kelompok responden tersebut dibacakan sepotong ayat Al-Qur'an dalam bahasa Arab dan kemudian dibacakan terjemahnya dalam bahasa Inggris.

Dan pada setiap kelompok ini diperoleh data adanya dampak yang bisa ditunjukkan tentang Al-Qur'an, yaitu 97% percobaan berhasil menemukan perubahan dampak tersebut. Dan dampak ini terlihat pada perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara sprontanitas. Dan penjelasan hasil penelitian ini aku presentasikan pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984.

Dan benar-benar terlihat pada penelitian permulaan bahwa dampak Al-Qur'an yang kentara pada penurunan tekanan syaraf mungkin bisa dikorelasikan kepada para pekerja: Pekerja pertama adalah suara beberapa ayat Al-Qur'an dalam Bahasa Arab. Hal ini bila pendengarnya adalah orang yang bisa memahami Bahasa Arab atau tidak memahaminya, dan juga kepada siapapun (random). Adapun pekerja kedua adalah makna sepenggal Ayat Al-Qur'an yang sudah dibacakan sebelumnya, sampai walaupun penggalan singkat makna ayat tersebut tanpa sebelumnya mendengarkan bacaan Al-Qur'an dalam Bahasa Arabnya.

Adapun Tahapan kedua adalah penelitian kami pada pengulangan kata "Akbar" untuk membandingkan apakah terdapat dampak Al-Qur'an terhadap perubahan-perubahan fisiologis akibat bacaan Al-Qur'an, dan bukan karena hal-hal lain selain Al-Qur'an semisal suara atau lirik bacaan Al-Qur'an atau karena pengetahun responden bahwasannya yang diperdengarkan kepadanya adalah bagian dari kitab suci atau pun yang lainnya.

Dan tujuan penelitian komparasional ini adalah untuk membuktikan asumsi yang menyatakan bahwa "Kata-kata dalam Al-Qur'an itu sendiri memiliki pengaruh fisiologis hanya bila didengar oleh orang yang memahami Al-Qur'an . Dan penelitian ini semakin menambah jelas dan rincinya hasil penelitian tersebut.

Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah perangkat studi dan evaluasi terhadap tekanan syaraf yang ditambah dengan komputer jenis Medax 2002 (Medical Data Exuizin) yang ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Studi Kesehatan Univ. Boston dan Perusahaan Dafikon di Boston. Perangkat ini mengevaluasi respon-respon perbuatan yang menunjukkan adanya ketegangan melalui salah satu dari dua hal: (i) Perubahan gerak nafas secara langsung melalui komputer, dan (ii) Pengawasan melalui alat evaluasi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh. Perangkat ini sangat lengkap dan menambah semakin menguatkan hasil validitas hasil evaluasi. Subsekuen:

1. Program komputer yang mengandung pengaturan pernafasan dan monitoring perubahan fisiologis dan printer.

2. Komputer Apple 2, yaitu dengan dua floppy disk, layar monitor dan printer.

3. Perangkat monitoring elektronik yang terdiri atas 4 chanel: 2 canel untuk mengevaluasi elektrisitas listrik dalam otot yang diterjemahkan ke dalam respon-respon gerak syaraf otot; satu chanel untuk memonitor arus balik listrik yang ke kulit; dan satu chanel untuk memonitor besarnya peredaran darah dalam kulit dan banyaknya detak jantung dan suhu badan.

Berdasarkan elektrisitas listrik dalam otot-otot, maka ia semakin bertambah yang menyebabkan bertambahnya cengkeraman otot. Dan untuk memonitor perubahan-perubahan ini menggunakan kabel listrik yang dipasang di salah satu ujung jari tangan.

Adapun monitoring volume darah yang mengalir pada kulit sekaligus memonitor suhu badan, maka hal itu ditunjukkan dengan melebar atau mengecilnya pori-pori kulit. Untuk hal ini, menggunakan kabel listrik yang menyambung di sekitar salah satu jari tangan. Dan tanda perubahan-perubahan volume darah yang mengalir pada kulit terlihat jelas pada layar monitoryang menunjukkan adanya penambahan cepat pada jantung. Dan bersamaan dengan pertambahan ketegangan, pori-pori mengecil, maka mengecil pulalah darah yag mengalir pada kulit, dan suhu badan, dan detak jantung.

Metode dan Keadaan yang digunakan: Percobaan dilakukan selama 210 kali kepada 5 responden: 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berusia antara 40 tahun dan 17 tahun, dan usia pertengahan 22 tahun.

Dan setiap responden tersebut adalah non-muslim dan tidak memahami bahasa Arab. Dan percobaan ini sudah dilakukan selama 42 kesempatan, dimana setiap kesempatannya selama 5 kali, sehingga jumlah keseluruhannya 210 percobaan. Dan dibacakan kepada responden kalimat Al-Qur'an dalam bahasa Arab selama 85 kali, dan 85 kali juga berupa kalimat berbahasa Arab bukan Al-Qur'an. Dan sungguh adanya kejutan/shock pada bacaan-bacaan ini: Bacaan berbahasa Arab (bukan Al-Qur'an) disejajarkan dengan bacaan Al-Qur'an dalam lirik membacanya, melafadzkannya di depan telingga, dan responden tidak mendengar satu ayat Al-Qur'an selama 40 uji-coba. Dan selama diam tersebut, responden ditempatkan dengan posisi duduk santai dan terpejam. Dan posisi seperti ini pulalah yang diterapkan terhadap 170 uji-coba bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an.

Dan ujicoba menggunakan bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an seperti obat yang tidak manjur dalam bentuk mirip seperti Al-Qur'an, padahal mereka tidak bisa membedakan mana yang bacaan Al-Qur'an dan mana yang bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an. Dan tujuannya adalah utuk mengetahui apakah bacaan Al-Qur'an bisa berdampak fisiologis kepada orang yang tidak bisa memahami maknanya. Apabila dampak ini ada (terlihat), maka berarti benar terbukti dan dampak tidak ada pada bacaan berbahasa Arab yang dibaca murottal (seperti bacaan Imam Shalat) pada telinga responden.

Adapun percobaan yang belum diperdengarkan satu ayat Al-Qur'an kepada responden, maka tujuannya adalah untuk mengetahui dampak fisiologis sebagai akibat dari letak/posisi tubuh yang rileks (dengan duduk santai dan mata terpejam).

Dan sungguh telah kelihatan dengan sangat jelas sejak percobaan pertama bahwasannya posisi duduk dan diam serta tidak mendegarkan satu ayat pun, maka ia tidak mengalami perubahan ketegangan apapun. Oleh karena itu, percobaan diringkas pada tahapan terakhir pada penelitian perbandingan terhadap pengaruh bacaan Al-Qur'an dan bacaan bahasa Arab yang dibaca murottal seperti Al-Qur'an terhadap tubuh.

Dan metode pengujiannya adalah dengan melakukan selang-seling bacaan: dibacakan satu bacaan Al-Qur'an, kemudian bacaan bahasa Arab, kemudian Al-Qur'an dan seterusnya atau sebaliknya secara terus menerus.

Dan para responden tahu bahwa bacaan yang didengarnya adalah dua macam: Al-Qur'an dan bukan Al-Qur'an, akan tetapi mereka tidak mampu membedakan antara keduanya, mana yang Al-Qur'an dan mana yang bukan.

Adapun metode monitoring pada setiap percobaan penelitian ini, maka hanya mencukupkan dengan satu chanel yaitu chanel monitoring elektrisitas listrik pada otot-otot, yaitu dengan perangkat Midax sebagaimana kami sebutkan di atas. Alat ini membantu menyampaikan listrik yang ada di dahi.

Dan petunjuk yang sudah dimonitor dan di catat selama percobaan ini mengadung energi listrik skala pertengahan pada otot dibandingkan dengan kadar fluktuasi listrik pada waktu selama percobaan. Dan sepanjang otot untuk mengetahui dan membandingkan persentase energi listrik pada akhir setiap percobaan jika dibandingkan keadaan pada awal percobaan. Dan semua monitoring sudah dideteksi dan dicatat di dalam komputer. Dan sebab kami mengutamakan metode ini untuk memonitor adalah karena perangkat ini bisa meng-output angka-angka secara rinci yang cocok untuk studi banding, evaluasi dan akuntabel..

Pada satu ayat percobaan, dan satu kelompok percobaan perbandingan lainnya mengandung makna adanya hasil yang positif untuk satu jenis cara yang paling kecil sampai sekecil-kecilnya energi listrik bagi otot. Sebab hal ini merupakan indikator bagusnya kadar fluktuasi ketegangan syaraf, dibandingkan dengan berbagai jenis cara yang digunakan responden tersebut ketika duduk. Hasil Penelitian

Ada hasil positif 65% percobaan bacaan Al-Qur'an. Dan hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun pada percobaan ini. Hal ini ditunjukkan dengan dampak ketegangan syaraf yang terbaca pada monitor, dimana ada dampak hanya 33 % pada responden yang diberi bacaan selain Al-Qur'an.

Pada sejumlah responden, mungkin akan terjadi hasil yang terulang sama, seperti hasil pengujian terhadap mendengar bacaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, dilakukan ujicoba dengan diacak dalam memperdengarkannya (antara Al-Qur'an dan bacaan Arab) sehingga diperoleh data atau kesimpulan yang valid.

Pembahasan Hasil Penelitian dan Kesimpulan Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur'an pada penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah, sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh. dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan.

Dan semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi, ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung ( tidak diketahui sebab dan musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan Al-Qur`an yang didengarkannya.

Oleh karena itu sudah diketahui oleh umum bahwasanya ketegangan-ketegang an saraf akan berpengaruh kepada dis-fungsi organ tubuh yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara saraf otak dan otot. Oleh karena itu pada keadaan ini pengaruh Al-Qur`an terhadap ketegangan saraf akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana dengan bagusnya stamina tubuh ini akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. Dan hal ini sesuai dengan keadaan penyakit tumor otak atau kanker otak.

Juga,
hasil uji coba penelitian ini menunjukan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur`an itu sendiri memeliki pengaruh fisiologis terhadap ketegangan organ tubuh secara langsung, apalagi apabila disertai dengan mengetahui maknanya.
Sumber : harun yahya

"Katakanlah, al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman". (QS. Fushshilat : 44).
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman". (QS. Al-Israa': 82).
"Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman". (QS. Yunus : 57).

Dan apabila dibacakan Al quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat ( Al A'raaf : 204 )


KEUTAMAAN SURAT AL MU'AWWIZAATAIN ( Surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An-Naas )

Dari 'Uqbah bin 'Amir ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Adakah kau lihat ayat-ayat yang diturunkan pada malam ini dan
selainnya tidak dapat dilihat sepertinya?, dialah: Qul a'udzu
birabbil falaq' dan 'Qul a'udzu birabbin-naas. "
(Diriwayatkan oleh Muslim)

Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. apabila akan berangkat
tidur tiap-tiap malam beliau mengumpulkan kedua telapak
tangannya kemudian meniupkannya seraya membaca surat Al Ikhlash,
Al Falaq dan An-Naas. Kemudian beliau mengusapkannya ke seluruh
tubuhnya (sebatas yang bisa) dimulai dari kepala lalu muka
kemudian bagian depan dari badan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

dikutip dari situs http://perodua- baru.tripod. com/id14. html

Friday, September 21, 2007

akankah mimpi itu menjadi nyata?

PDCA... semua yg (pernah) belajar mengenai manajemen pasti tahu apa itu PDCA. PDCA seringkali dilakukan diperusahaan-perusahaan yg sudah cukup besar dan (relatif) baik dari sisi manajerial... tapi sudahkah PDCA itu diterapkan oleh insan-insan yg berkecimpung di manajemen dalam implementasi kehidupan sehari-hari??
Rasanya lebih mudah membuat PDCA utk sebuah pekerjaan, melakukan PLAN (perencanaan) kemudian DO (melakukan) lalu CHECK (implementasi dari perencanaan) dan ACTION (improve) dari hasil implementasi...
Dalam kehidupan sehari-hari hal ini lebih mudah untuk di ucapkan, ditulis... namun utk dilakukan? ... mmm....
butuh kesabaran (yg super), butuh ketekunan dan ketelitian (yg teramat sangat) dan butuh 'rasa'...
memang penonton selalu lebih tahu mana yg terbaik dalam sebuah pertandingan, tapi ternyata begitu menjadi pemain??? menendang bola pun belum tentu lurus dan kencang..
lucu... ya teramat lucu memang...
tapi sekali lagi... hidup ini teramat singkat.... hanya ada dua pilihan...
TERUS atau BERHENTI...

Thursday, September 20, 2007

मय pict

live is so short

hmm... hidup ini memang singkat... semua selalu berputar kembali ke titik awal (walaupun) seringkali tidak disadari bahwa kita pernah berada di titik tersebut.
terlalu sia-sia jika hidup ini dilewati hanya dengan keluh kesah, amarah dan juga sumpah serapah yang tidak akan pernah ada habis-habisnya.
jadi nikmati saja sambil terus memperbaiki keadaan agar ketika kita kembali ke titik awal, kita akan lebih lebih siap menghadapi titik selanjutnya (yg padahal pernah kita lewati juga)...

so strange... but the show must go on

Thursday, May 12, 2005

Cinta Hakiki

Cinta Hakiki
Cinta adalah cinta adalah cinta adalah cinta.
Itulah cinta hakiki yang terlalu sederhana jika dideskripsikan atau didefinisikan dengan bahasa manusia.
Sebab ia adalah hujan yang membasahi bumi, menumbuhkan bebijian, memekarkan bebungaan, meranumkan bebuahan.
Sebab ia adalah matahari yang menyinari bumi dan mengalirkan energinya hingga dunia mempertontonkan aneka gerak dinamis para penghuninya. Sebab ia adalah oksigen yang memenuhi paru-paru kita, ia adalah akal yang membuat kita berbeda dengan makhluk lain, ia adalah nurani yang membuat kita beradab………………
Banyak orang mencari cinta, namun hanya sedikit yang mampu menggapai kehakikian. Cinta hakiki hanya dapat diselami oleh perindu surga. Ia tak mungkin dimiliki dan dipahami oleh mereka yang merindu dunia. Siapakah dia penyelam rindu sejati ?
Ia adalah Rasulullah yang cintanya kepada Allah membuat ia rela bersandingkan bulan dan matahari demi kejayaan dakwah.
Ia yang rela tidur beralaskan pelepah kurma kasar, menggantungkan batu di perut untuk menahan lapar dan berpeluh mengangkat karung gandum dengan bahunya sendiri demi menjadikan dirinya berderang dunia bagi sekalian makhluk.
Dialah satu-satunya sosok manusia yang masih tetap lekat ingatan pada nasib umatnya meski urat-urat lehernya tengah teregang menahankan dahsyatnya sakaratul maut. Ingatkah kita padanya ?
Rindukah kita padanya ?
Cintakah kita padanya………?
Ia adalah Usman bin Affan yang kekayaannya adalah berkah bagi kaum dhuafa. Ia yang merelakan 1000 kafilah unta penuh berisi bahan makanan dibagikan pada segenap penduduk Madinah yang membutuhkan demi memilih berniaga dengan balasan cinta hakiki.
Ia adalah Abdullah bin Abbas yang muda usia namun luas ilmunya.
Ia adalah Nusaibah yang keperempuannya tidak menjadi penghalang untuk mengangkat pedang melindungi Rasulullah dalam perang Uhud.
Ia adalah si gembala kecil yang membuat Umar menangis karena pertanyaannya : Fainallah………, saat diminta memerah susu kambing tanpa izin pemiliknya.
Ia adalah Zainab binti Jahsy yang ketrampilannya berusaha membuat ia banyak bersedekah. Dimanakah kini bisa kita temui sosok perindu surga penyelam cinta hakiki ?
Sujud-sujud panjang yang kita lakukan di malam-malam hari semoga mampu hadirkan cinta hakiki di hati, menjelmakan diri menjadi pribadi baru yang lebih ikhlas, lebih sabar, lebih bersahaja, lebih bekerja keras, lebih bisa menghargai diri sendiri dan orang lain, lebih mudah empati, lebih bertanggungjawab, lebih bersyukur, lebih cerdas, dan tentu saja lebih ingat kepada Allah dan Rasul-Nya amat sangat mencintai kita………

Sumber : Ummi edisi Desember 2004